Fungsi Antiperspirant dan Fakta Penggunaannya terhadap Kesehatan

Fungsi Antiperspirant dan Fakta Beberapa orang memandang antiperspirant dan deodoran ialah produk yang serupa, walau sebenarnya ke-2 nya ialah mempunyai kandung dan peranan yang lain.

Antiperspirant memiliki kandungan bahan yang bisa menutup kelenjar keringat hingga produksi keringat akan menyusut, sedang deodoran memiliki kandungan bahan yang bisa hilangkan berbau tubuh atau berbau ketiak karena perkembangan bakteri dari keringat. Disamping itu, antiperspirant termasuk sebagai obat dan deodoran terhitung produk kosmetik. Fungsi Antiperspirant dan Fakta
Walau adalah dua zat berlainan, sejumlah besar produk pewangi ketiak yang ada di pasar ialah gabungan ke-2 zat itu. Tetapi, ada pula produk yang mempunyai salah satunya kandung saja.
Bukti Pemakaian Antiperspirant dan Deodoran pada Rumor Kesehatan
Umumnya produk antiperspirant atau deodoran bukan hanya terdiri dari 2 zat ini saja. Beberapa bahan lain, seperti paraben (sebagai pengawet), lanolin (sebagai pelembap), propylene glycol atau senyawa alkohol lain (sebagai pelarut dan pengemulsi), dan aroma, terdapat di dalamnya.
Di bawah ini ialah beberapa rumor kesehatan yang dihubungkan dengan pemakaian antiperspirant dan kenyataannya:
1. Reaksi alergi
Reaksi alergi bisa terjadi pada beberapa orang sesudah penggunaan antiperspirant dan deodoran. Ini diikuti dengan rasa gatal, ruam merah atau bentol pada ketiak. Alergi umumnya tampil karena pemakaian produk yang memiliki kandungan aroma.
Jika alami tanda-tanda itu, hentikan penggunaan produk dan kontrol ke dokter. Dokter bisa memberi cream atau salep yang mengandung kortikosteroid untuk menurunkan reaksi alergi. Untuk menghindarinya, pilih produk tanpa tambahan aroma dan memiliki label “hipoalergenik” (tidak memunculkan alergi).
2. Kanker
Pemakaian antiperspirant tiap hari dipandang bisa membuat kandung aluminium dan paraben meresap ke kulit dan memacu kanker payudara.
Sangkaan ini tampil sebab ke-2 kandung zat itu serupa dengan estrogen. Estrogen adalah hormon yang bisa memacu perubahan kanker payudara. Ditambah lagi, senyawa aluminium diprediksi bisa bereaksi langsung dengan jaringan payudara.
Walau demikian, sampai sekarang ini, tidak ada riset yang bisa menunjukkan ada jalinan di antara pemakaian antiperspirant atau deodoran dengan perubahan kanker payudara.
Garam aluminium, seperti aluminium klorida dan aluminium zirconium, adalah bahan aktif pada antiperspirant. Kandung ini diperhitungkan dapat tingkatkan risiko penyakit Alzheimer.